“Nama
saya Langit Dirgantara,panggil saja saya Langit”Langit mengucapkan salam
perkenalan di depan teman-teman barunya.
“Huuuu...”semua siswa bersorak.
“Cupu banget! Tampang loe itu.”ucap seseorang yang duduk di paling belakang. Langit hanya menunduk. Dia tidak marah dengan pernyataan itu. Memang kali ini Langit merubah penampilannya. Ia memakai kacamata agar terlihat cupu dan kutu buku.
“Heh
anak cupu!”panggil Matahari ketua genk terkemuka di sekolahnya itu. Langit
menghentikan langkahnya sebenarnya ia hedak ke perpustakaan.
“Nanti sore loe harus datang ke alamat ini!”Matahari menyerahkan secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat.
“Aku nggak bisa datang. Sore ini aku mengantar ibuku ke supermarket.”
“Gue nggak peduli! Kalau loe nggak datang awas! Loe bakalan menyesal!”Matahari mengancam Langit.
Langit
tidak peduli dengan ancaman Matahari. Ia sama sekali tidak takut dengan ancaman
itu. Sebenarnya ada sesuatu yang tidak
diketahui Matahari tentang Langit.
Siang itu,sepulang
sekolah Matahari sudah menunggu Langit di pintu belakang sekolah. Dan orang
yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
“Ohh... Loe berani ya sama gue?” Langit hanya diam menunduk.
“Loe mau nantangin gue? HAH???”ucap Matahari naik darah. Ancaman yang keduakalinya tak membuat Langit menciut.
“Apa loe mau mati??” Langit hanya menatap Matahari sesaat.
“Cepet gebukin dia!”Matahari menyuruh teman-temannya untuk memukuli Langit hingga babak belur.
Langit hanya tersenyum kecut. Darah segar keluar dari ujung
bibirnya. Pipinya yang tadinya putih mulai berubah warna menjadi biru ke
unguan,memar. Matanya sayu. Tubuhnya seperti remuk. Tulang-tulangnya nyeri. Ia
mencoba berdiri dengan sekuat tenaga. Ia berjalan sempoyongan.
“Matahari
gawat! Adik loe Virgo di gebukin sama genknya Meteor.”lapor Venus teman
Matahari.
“HAH? Serius loe?”Matahari benar-benar kaget. Ia tahu adiknya tidak akan berbuat sesuatu,karena Virgo bukan tipe oran yang nakal.
“Iya. Tadi gue lihat dia di bawa ke UKS.”
Matahari segera menemui adiknya di UKS.
“Virgo! Loe nggak papa-kan?”
Virgo hanya tersenyum tipis. Wajahnya benar-benar babak belur.
“Kenapa loe bisa di gebukin? Loe ngapain?”
“Gue cuma beli air mineral dingin,sehabis olahraga disamping orang jualan bakso di depan sekolah itu.”
“Ngapain loe beli disana? HAH? Gue udah kasih tahu loe kan?”
“Sorry kak.”Virgo benar-benar menyesal. Ia tak menuruti apa kata kakaknya,bahwa ia tidak boleh mendekati tempat itu sendirian.
“Meteor benar-benar perlu di hajar. Awas saja,sialan!”Matahari mengumpat.
Matahari dan
teman-temannya sudah bersiap. Tongkat kayu sudah di tangan mereka. Bahkan ada
senjata tajam yang di bawa beberapa anak. Ya, mereka akan membalas perbuatan
yang telah menimpa Virgo adik Matahari yang terluka.
“Heh,
apa-apaan ini?”Meteor yang sedang asik nongkrong dengan beberapa temannya di
warung bakso depan sekolahnya kaget melihat Matahari dan gerombolannya.
“Loe kan yang udah gebukin Virgo?”tanya Matahari to the point.
“Emang kenapa? Masalah buat lo? Orang dia duluan, masuk wilayah orang sembarangan tanpa permisi.”Meteor mulai geram.
“Kan gue udah bilang jangan sentuh Virgo seujung rambut pun!”
“Hahahaa... Peduli amat!”
BUKKK!!! Matahari memukul
telak pipi kanan Meteor. Meteor mundur beberapa langkah.
“SERBUUUU!!!!”Meteor
berteriak,mengkomando teman-temannya yang sebenarnya sudah bersembunyi.
Pertarungan antar
sekolah itu pun terjadi. Seragam putih abu-abu yang awalnya bersih sekarang sudah
berganti warna menjadi coklat dan merah. Wajah-wajah mereka pun penuh dengan
luka. Tiba-tiba Matahari di seret oleh beberapa orang,lalu ia di masukkan
kedalam mobil,kemudian mobil itu melesat dan menghilang di tikungan. Tahu ketua
genk mereka di sandra gerombolan Matahari tadi langsung membubarkan diri.
Tidak ada yang melihat
Matahari akan di bawa pergi kemana.
Kecuali
seseorang yang mengamati mereka dari atas motor ninja hitamnya. Orang tersebut
langsung tancap gas mengikuti kemana mobil itu pergi.
Hahahaha Meteor tertawa
puas. Matahari sekarang ada di hadapannya terkulai lemas. Matahari sudah di
hajar habis-habisan oleh Meteor sendiri di ruangan ini.
“Kau benar-benar bodoh Matahari!”ucap Meteor.
Matahari
hanya tersenyum kecut. Ia pasrah. Dia tidak mampu melawan Meteor. Sudah terlalu
banyak luka yang di deritannya. BUKKK!!! Meteor memukul telak pipi kanan
Matahari.
“Itu pembalasan karena kau juga memukul ku pada bagian yang sama?”
Matahari
semakin lemas. Ia benar-benar tak berdaya.
BRAKKKK!!! Pintu ruangan itu terbuka tiba-tiba. Meteor kaget. Laki-laki itu berdiri di hadapan Meteor. Ia memakai masker hitam. Wajahnya tidak terlalu jelas di lihat,hanya bagian matanya saja. Tapi tatapan tajam mata yang dilihat Meteor itu mengingatkan pada tatapan mata milik seseorang yang ia kenal.
‘Benarkah dia?’Meteor bertanya dalam hati.
“Siapa kau? Berani-beraninya kau datang sendirian?”gretak Meteor.
“Lepaskan dia!”ucap laki-laki itu.
Meteor hendak memukul,namun tangannya di cegah oleh laki-laki itu.
Kemudian laki-laki itu
memelintir tangan Meteor dan membekuknya. Saat laki-laki itu hendak mengikat
Meteor,Meteor berusaha mengelak dan berhasil terbebas dari laki-laki itu.
Meteor memasang kuda-kuda,bersiap untuk membuka masker laki-laiki itu. HAP!
Meteor berhasil melakukannya. Masker laki-laki itu terbuka. Meteor benar-benar
kaget,ia membelalakkan matanya begitupun dengan Matahari.
“Laa..La..Langit?”ucap
Meteor dan Matahari bersamaan.
‘Kenapa Langit ada di sini? Dari mana ia tahu aku di sini?’Matahari bertanya dalam hati.
“Cukup Meteor! Jangan lakukan hal ini lagi!”ucap Langit.
“Kenapa? Tidak boleh? Bukankah kakak yang mengajarkan ku seperti ini?”kata Meteor tak mau kalah dengan kakaknya itu.
“Aku sudah berhenti melakukannya. Aku tidak mau lagi membuat kekacauan bodoh seperti itu lagi. Hal itu tidak berguna! Itu malah akan menyakiti dirimu sendiri dan merugikan orang lain.”
“Tuu..tuu..tunggu,”ucap Matahari terbata. Langit dan Meteor menoleh ke arah Matahari.
“Apa ini sebenarnya? Kalian kakak beradik?”tanya Matahari.
“Ya”jawab Langit singkat.
“Lalu? Apa maksudnya kau mengajari Meteor seperti ini?”
“Satu tahun lalu aku adalah seorang ketua genk sepertimu Matahari. Melakukan balas dendam dengan cara tawuran. Singkat cerita aku melukai temanku sendiri. Dia koma sampai 3 bulan dan aku benar-benar menyesal dan aku berjanji tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu lagi.”
Meteor tampak berfikir. Apa yang di ucapkan kakaknya itu memang benar. “Matahari maafkan aku... telah memukuli adikmu dan memukulimu”ucap Meteor tiba-tiba.
Matahari tersenyum tulus. Meteor berjanji pada dirinya sendiri tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu lagi. Meteor membantu Matahari berdiri,membawanya ke rumah sakit mengobali lukannya.
END
@@@???
@@@???
hahaha ini cerpen pertama saya yang berhasil di selesaikan. So kalau jelek harap maklum. (wkwkwk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar